Deru
suara JT 382 gemuruh
bersama
pusingan angin
yang
menyapu debu-debu
Capung
raksasa hinggap
di
hamparan terbuka
sayapnya
membentang
lambang keangkuhan dan keperkasaan
Mereka memandang kagum
kemudian
melangkah kecil
dengan
hati gemuruh dalam
kebimbangan
tak menentu
Disapanya
satu-persatu
Gadis
muda belia
kostum
batik kemerahan
membalut
kulit kuning kecoklatan
serasi tinggi tubuh
semampai
Angin
hembuskan aroma segar
harumnya
redakan kegundahan
merdu
suaranya
satu
persatu ia jelaskan
teknik
siasat antisipasi kemungkinan
Mereka
hanya diam terpaku
tak
yakin dengan matanya sendiri
Suara
desing berlipat kali
Orang
orang seketika diam
Suasanapun
sangat mencekam
hanya
suara bayi yang berceloteh
diiringi
suara semakin menderu
di
samping seorang menunduk
matanya
tertutup dan mulutnya berkomat-kamit
adapula
yang mulai membuka –buka buku
entah
apa yang dikerjakannya
Sementara
aku terdiam disamping
Istri
anakku merapat kedinginan
Wajahnya
pucat tatap matanya sayu
terbayang
rasa kengerian yang mendalam
dari
celah jendela kaca
gumpalan
awal putih terlihat nyata
getar-getar
halus terasa tubuh serasa ringan
jauh
di bawah warna birunya laut
Tiba-tiba
terdengar suara memecah kesunyian
“Lampu
tanda sabuk pengaman menyala ,
Para penumpang agar mengenakan sabuk pengaman
,
pesawat
sedang pada posisi cuaca kurang baik “
Getaran
terasa lebih keras dan kasar ,
suasana
tambah mencekam
wajah-wajah
mereka tampak pucar
seolah
darah berhenti mengalir.
“
Sekarang pesawat terbang pada ketinggian 38.000 kaki
di
atas permukaan laut ,dengan kecepat 8.000 not per jam “
Suara
terakhir ini serasa meluluhkan semua otot
tubuh
lemas seketika ,hanya debaran jantung terasa
semakin
keras .orang-orang semakin menunduk
dengan
mulut berkomat-kamit
Kali
ini lebih hening seiring dinginnya suhu AC
indahnya
bunga-bunga awan di celah jendela
sudah
tidak menarik lagi tertutup anga-angan
rasa
masing-masing yang kian berdegup
dalam
keheningan yang mengalirkan
segala
rasa dalam jiwa yang tak bertepi
Lion
Air bersamamu jiwa-jiwa terbang melayang
dibawa
alunan rasa takmenentu
menghantar
jiwa pada kepasrahan yang mendalam.
Kenangan,26 Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar